Pupuk organik terbuat dari bahan organik yang mengalami dekomposisi, seperti tumbuhan kering (humus) dan kotoran ternak yang diurai oleh mikroba. Pupuk ini menyediakan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pupuk organik terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan, seperti pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, jerami, dan bahan lain yang dapat meningkatkan karakteristik fisik, kimia, dan biologi tanah.
Kandungan Pupuk Organik yang Berkualitas
Dalam pupuk organik terkandung berbagai jenis unsur-unsur hara yang penting bagi tanaman, antara lain yaitu:
Nitrogen
Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara di dalam tanah yang cukup berperan bagi pertumbuhan tanaman. Perilaku nitrogen di dalam tanah sulit diperkirakan karena transformasinya cukup kompleks. Sebagian besar dari N (nitrogen) di tanah, lebih dari 98%, tidak dapat diakses oleh tanaman karena disimpan dalam bahan organik atau terikat dalam mineral liat. Oleh karena itu, mengubah bahan organik menjadi pupuk adalah cara untuk menyediakan N yang diperlukan bagi tanaman. Pemupukan adalah metode utama untuk memberikan tanaman pasokan N, mengingat bahwa N adalah unsur yang paling banyak hilang dari tanah setelah panen.
Fospor
Di samping nitrogen, bahan organik juga berperan dalam penyediaan unsur fosfor atau P. Unsur fosfor adalah zat yang esensial, namun seringkali terbatas di dalam tanah. Kekurangan fosfor dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan dan proses metabolisme tanaman. Sementara itu, tingginya kandungan fosfor pada tanaman mendukung perkembangan bunga, buah, dan biji, serta mempercepat kematangan buah. Lebih lengkapnya dapat anda baca di rumahmesin
Kalsium
Air yang di butuhkan tanaman untuk hidup, penyerapannya cukup di bantu oleh kalsium. Kalsium juga berperan dalam merangsang pertumbuhan rambut akar dan biji serta memperkuat batang. Kalsium Dapat di gunakan untuk menetralkan kondisi senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. Kekurangan unsur tersebut bisa menjadi hambatan bagi pertumbuhan tunas, cabang, dan batang tanaman. Bahkan ketika kekurangannya mencapai tingkat yang parah, ujung akar dan rambut akar bisa mati, akibatnya tumbuhan pun akan mati.
Kalium
Potasium memiliki peran penting dalam sintesis protein dan karbohidrat dalam tanaman, selain itu, juga berfungsi dalam pengembangan sistem pertahanan tanaman melalui produksi antibodi. Ciri-ciri fisik kekurangan kalium meliputi daun yang mengkerut dan mengilap. Seiring berjalannya waktu, daun akan mulai memudar di bagian ujung dan tepi.
Belerang
Unsur sulfur memegang peran yang penting kedua setelah nitrogen dalam proses pembentukan asam amino. Selain itu, unsur ini turut mendukung pertumbuhan aspek lain, seperti pembentukan bintil akar, pertumbuhan tunas, dan produksi klorofil dalam daun. Tanaman yang mengalami kekurangan sulfur akan mengakibatkan daun muda yang bersinar dan cenderung memucat, dan akhirnya berubah menjadi warna kuning hijau.Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Bahkan, tanaman akan tampak kerdil, kurus, dan batangnya pendek.
Magnesium
Secara umum, magnesium berperan dalam proses pembentukan klorofil dalam daun dan juga dalam transportasi fosfat dalam tanaman. Ketidakcukupan magnesium bisa menyebabkan daun mengalami klorosis, dimulai dari bagian bawah daun dan menyebar ke bagian atas. Sementara itu, daun akan menjadi lebih tipis, tampak mengering, dan melengkung ke atas.
Jenis-jenis Pupuk Organik Termasuk Kandungan Pupuk Organik yang Berkualitas
Terdapat bermacam-macam pupuk organik, yaitu sebagai berikut:
Kompos
Pupuk kompos merupakan pupuk yang dihasilkan melalui proses penguraian bahan-bahan tumbuhan yang sudah membusuk. Pupuk jenis ini berfungsi sebagai pemberi unsur-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur tanah.
Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah tumbuhan hijau yang telah mati dan terkubur dalam tanah. Pupuk organik ini memiliki perbandingan C/N rendah, sehingga dapat terurai dan tersedia dengan cepat untuk tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber nitrogen cukup baik di daerah tropis, yaitu sebagai pupuk organik sebagai penambah unsur mikro dan perbaikan struktur tanah. Dan dapat juga anda baca di produk mesin appo
Pupuk kandang
Pupuk organik dari kotoran hewan Kandungan hara dalam pupuk kandang rata-rata sekitar 55 % N, 25 5 P2O5, dan 5 % K2O. Pupuk kandang menjadi semakin matang, mengakibatkan penurunan perimbangan C/N-nya.
Proses Pembuatan Pupuk Organik Kompos Juga Termasuk Dalam Kandungan Pupuk Organik yang Berkualitas
Cara membuat pupuk organik kompos melibatkan langkah-langkah berikut ini:
Pemilahan sampah
Limbah harus dipilah menjadi sampah organik (bahan kompos) dan sampah anorganik (plastik, kaca, kaleng). Kualitas kompos yang baik adalah kompos yang tidak tercampur dengan sampah anorganik, karena jika tercampur dengan sampah anorganik hasilnya tidak akan maksimal.
Pencacahan bahan organik
Sampah organik dicacah atau dipotong-potong sehingga menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, proses ini dilakukan agar sampah dapat dengan mudah dan cepat terurai menjadi kompos.
Penyusunan
Penyusunan bahan dasar kompos dapat bervariasi, bahan dasar kompos biasanya disusun dengan komposisi sampah organik sebagai bahan dasar sebanyak 70 sd 80 persen, tanah 10 sd 15 persen dan bahan tambahan 10 sd 15 persen, bahan tambahan ini dapat berupa gabah, dedak, kotoran ternak atau kompos yang sudah jadi sebelumnya.
Pengomposan
Proses ini dilakukan setiap satu minggu sekali, dengan cara membalikkan sampah yang ada pada lapisan bawah ke bagian atas kemudian mengomposkannya hingga rata. Hal ini berguna untuk membuang panas berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan, meratakan proses pelapukan, meratakan pemberian air dan membantu menghancurkan bahan organik secara efektif.
Penyiraman
Untuk menjaga kelembaban tumpukan kompos, penting untuk melakukan penyiraman ketika tumpukan tersebut terlalu kering. Anda dapat memeriksa kelembahan kompos dengan cara menggenggamnya; jika tidak ada air yang keluar ketika diperas, tambahkan sedikit air ke dalam tumpukan kompos. Idealnya, menggunakan air cucian beras akan lebih baik karena dapat meningkatkan kandungan glukosa dalam kompos.
Pematangan
Proses penguraian kompos bervariasi tergantung pada jenis bahan organik yang digunakan, kondisi cuaca, dan metode pengolahannya. Proses pematangan berkisar antara 20 sd 40 hari dengan menggunakan aktivator, sedangkan sekitar 2 sd 6 bulan jika ditimbun secara alami. Pematangan kompos bervariasi tergantung pada bahan organik dasar, kondisi cuaca, dan metode pengolahan.
Penyaringan
Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan antara bahan jadi dengan bahan yang belum terurai.
Kompos siap digunakan
Kompos yang berkualitas adalah kompos yang terurai sepenuhnya, tidak berbau, berwarna cokelat tua seperti tanah, dan memberikan dampak positif ketika digunakan pada tanah.