Nongkrong dan Berburu Kuliner di Alun-alun Lama Ungaran

Motor saya geber kencang di bawah guyuran hujan, meliuk-liuk seperti balapan Moto GP di lintasan basah Jalan Kartini di Ungaran,”

Bukannya menepi, berhenti dan berteduh, saya malah menambah kecepatan melibas aspal basah sampai di parkiran Alun-alun lama Ungaran.

Bukan niat untuk pamer keahlian menikung, tapi khawatir bila saya berhenti, pantat Honda matic warna hitam ini akan remuk diseruduk bus antar kota yang melaju kencang.

Saya pun menepi di Alun alun lama Ungaran, pertemuan antara Jalan Pemuda dan Jalan Hos. Cokroaminoto, tempat di mana bus dan prona biasa transit menurunkan penumpang.

Sambil menunggu hujan reda, saya berteduh dan menghangatkan diri di samping kompor angkringan Bu Sadar.

“Kopi hitamnya satu, Bu,” Pesan saya sambil melepas jaket yang basah.
Sudah lama saya tidak mampir di Alun alun lama Ungaran ini, sekitar 3 tahunan ini saya hanya lewat saja.

“Makin ramai saja nih” pikir saya ketika memperhatikan suasana sekeliling.

Warung nasi goreng, penyetan, bakso, sate berderet melingkari alun alun dari sisi luar. Sedangkan sisi dalam alun-alun diisi oleh pedagang kaki lima seperti jajanan dan cemilan, bakul siomay, gorengan, sosis bakar, wedang ronde, jagung bakar dan lainnya.

Semakin malam, suasana taman jadi semakin gemerlap diterangi lampu pijar dari gerobak para pedagang. Bangku bangku taman mulai diisi 0leh masyarakat, muda-mudi yang bercengkrama sambil menikmati jajanan.

Suasana Taman Alun – Alun Lama Ungaran

Di bagian luar taman; sebelah timur, tempat biasa naik turun penumpang ini terdapat bangku-bangku taman dari beton yang dipayungi kanopi dan rimbunnya pohon majapahit dan pinang yang menjulang.

Masyarakat biasa menggunakannya untuk istirahat, menunggu angkutan atau jemputan, ataupun sekadar duduk duduk saja.

Di tengah taman, alun-alun ini terdapat tugu Perjuangan berbentuk api dengan tiga pilar sebagai penghormatan kepada pahlawan kota Ungaran yang gugur.

Diantaranya adalah Abas anggota BKR (Badan Keamanan Rakyat mewakili kelompok pemuda pejuang yang gugur bulan September 1945 di Ungaran, patung ini menghadap ke barat arah panggung.

Haji Dahlan, pemimpin laskar rakyat, patung ini menghadap ke timur laut, dan Letda Purnawirawan Oesoep seorang anggota purnawirawan Satuan DIM-0714 No.Reg : P-307/X/1992, NRP/NBI : 10932, patung ini menghadap ke tenggara.

Di Bagian barat taman; ada yang menyebutnya Zona Theater, karena terdapat panggung dari paving block untuk acara kesenian dan air mancur yang di hiasi lampu warna warni.

Aneka Kuliner Alun-alun Lama Ungaran

Alun-alun lama Ungaran yang dulu sepi diisi oleh para kernet dan supir angkutan, kini makin hidup dan ramai diisi oleh masyarakat yang ingin refreshing dan para pedagang yang menjajakan berbagai menu makanan mulai dari kelas berat seperti nasi goreng babat hingga seringan gula kapas digelar di sini.

Aneka Nasi Goreng

Banyak warung nasi goreng yang enak dan melegenda di sini, seperti Nasi goreng Djaikem, Bu Ngapinah, Pak To, Bu Misdi dan lainnya. Tinggal pilih sesuai selera.

Mampirlah ke warung nasi goreng Pak To di kiri jalan jalur masuk jika kamu suka nasi bertekstur empuk, pulen tapi tetap mawur dan tidak terlalu kering.

Yang paling terkenal adalah nasi goreng babat isonya yang dipotong kecil-kecil dengan cita rasa kecap yang lumayan nendang.

Warung nasi goreng lainnya juga enak, Seperti Bu Ngapinah, warungnya nangkring di garda paling depan, jika kamu suka nasi goreng yang bertekstur agak basah. Kemudian ada warung nasgor Bu Misdi yang punya cita rasa khas Wonogiri.

SUMPAH (Susu Rempah) dan TANSU (Ketan Susu)

SUMPAH! Susu Rempah ini terlihat paling mencolok di atara kuliner lainnya. Lapaknya tepat di seberang gedung Perpustakaan Daerah dan Arsip Ungaran.

Terbuat dari susu sapi yang masih panas, ditambahkan rempah jahe, sereh, gula dan racikan rahasia yang saya tidak tahu.

Sangat cocok untuk menghangatkan badan dan meredakan masuk angin. Murah, cuma Rp4.000,- saja. Selain susu rempah, masih ada kopi rempah dan kopi susu rempah.

TANSU, Ketan Susu. Jika biasanya ketan disajikan bersama abon, santan atau kinco (gula jawa cair), kini ada yang disajikan bersama susu.

Ketannya pulen dan wangi, sedangkan susunya dari susu sapi yang masih panas. Bisa juga ditambahkan keju dan misis jika suka.

Jika ingin campur durian, coklat, buah, bisa mencoba lapak ketan di sebelah selatan taman dekat dengan patung Oesop.

Masih banyak lagi kuliner untuk memuaskan lidah dan perut kamu. Aneka minuman seperti wedang ronde, susu rempah, kopi cangik, kopi sachet dan lainnya.

Yang mau nongkrong sambil ngemil lucu bisa pesan ketan susu, aneka gorengan, martabak, siomay, batagor, sosis dan bakso bakar, jagung serut ada di sekeliling taman.

Jika ingin makan berat seperti mi ayam, bakso, nasi goreng, penyetan, sate kambing, soto, tengkleng, bisa merapat ke area luar taman.

Area taman Alun alun lama Ungaran (alun alun mini) ini bisa jadi refrensi buat kamu bila ingin mencari tempat refreshing dan mencari kuliner, sekadar transit perjalanan atau mencari hiburan.

BACA JUGA:

Sewa ELF Jakarta ke Semarang

SUMBER: Hello Semarang