Budidaya Kangkung Untuk Kambing
Kangkung merupakan tanaman yang sudah populer di tengah masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Tanaman ini banyak dibudidayakan, sebab gampang tumbuh dengan media tanam yang bermacam macam baik media yang berupa padat ataupun cair. Kangkung bisa ditanam di tanah maupun dibudidayakan dengan sistem hidroponik maupun akuaponik. Selama ini kangkung seringkali dibudiyakan menjadi tanaman yang dipanen segar atau sebagai sayuran. Berbeda dengan petani di kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto, selain sebagai sayuran, kangkung juga dibudidayakan untuk diambil bijinya dan dimanfaatkan untuk benih.
Langkah Langkah
Budidaya tanaman kangkung untuk diambil biji/benihnya sedikit berbeda dengan budidaya kangkung untuk sayuran. Terutama pada awal dan akhir pertanaman/saat panen, sedangkan untuk pemupukan dan perawatan tidak jauh berbeda. Tahapan tahapan yang dilakukan untuk budidaya tanaman kangkung adalah sebagai berikut :
Persiapan Lahan
Persiapan lahan ada 2 macam yaitu persiapan lahan untuk persemaian dan persiapan lahan untuk pertanaman kangkung. Untuk persemaian, lahan dapat diperlakukan dengan olah tanah atau tanpa olah tanah. Untuk tanpa olah tanah dilakukan dengan cara membersihkan sisa tanaman sebelumnya agar siap untuk dijadikan tempat persemaian. Sedangkan untuk olah tanah dilakukan dengan cara olah tanah sederhana menggunakan cangkul atau traktor roda dua. Persiapan lahan untuk pertanaman kebanyakan dilakukan dengan tanpa olah tanah. Jadi cukup membersihkan sisa sisa tanaman sebelumnya. Untuk sisa tanaman padi biasanya dibabat sampai pangkal tanaman, sedangkan untuk lahan bekas tanaman jagung atau cabai maka dilakukan pencabutan batangnya agar tidak mengganggu saat pertumbuhan tanaman kangkung.
Pemilihan Benih
Untuk menanam kangkung perlu mempersiapkan bibit yang berkualitas dan bebas dari hama penyakit. Pilih bibit yang berasal dari varietas yang memang sudah terbukti kualitasnya. Untuk memenuhi lahan dengan luas satu hektar dibutuhkan benih kurang lebih 5 kg.
Persemaian
Persemaian dibuat dengan cara membuat lubang di lahan yang sudah disiapkan menggunakan tugal dengan jarak antar lubang ± 5 cm. Masing masing lubang diisi dengan bibit kangkung 3-5 biji, kemudian lubang ditutup dengan tanah atau pupuk organik. Ketika persemaian sudah tumbuh dan berumur minimal 1 minggu dapat diberikan pupuk NPK. Persemaian siap pindah tanam ketika minimal berumur 15 hari.
Tanam
Tanam dilakukan ketika persemaian telah berumur minimal 15 hari. Jarak tanam yang digunakan ± 50 cm x 50 cm atau 50 cm x 60 cm. Tanam dilakukan dengan membuat lubang menggunakan tugal kemudian diisi dengan tanaman kangkung 1 lubang 1 tanaman.
Pemupukan
Pemupukan tanaman kangkung dapat dilakukan dengan 2 kali pemberian. Pemberian pupuk dilakukan ketika tanaman berumur 12 HST dan 25 HST. Dosis pupuk per hektar lahan yang diberikan berupa pupuk UREA 100 kg, SP-36 50 kg, NPK 200 kg dan ZA 150 kg. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara melarutkan pupuk dengan air terlebih dahulu. Jika kondisi tanah masih cukup lembab maka dosis pupuk UREA dapat dikurangi. Pemupukan dilakukan dengan cara menyiramkan larutan pupuk ke tanaman dengan menggunakan jerigen yang sudah dimodifikasi menyerupai hand sprayer dengan kran pengeluaran lebih besar. Pemupukan dengan cara seperti ini sekaligus juga sebagai pengairan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman kangkung biasanya berupa serangga (insekta) di antaranya ulat grayak dan kutu daun. Sedangkan penyakit yang menyerang lebih sering yang disebabkan oleh jamur. Pengendalian dilakukan dengan menjaga kondisi lingkungan tetap sehat dan tidak terlalu lembab.
Panen dan Pasca Panen
Panen kangkung dapat dilakukan ketika tanaman sudah tua dan berumur ± 90 HST. Panen dilakukan dengan cara memotong perakaran tanaman sampai putus kemudian tanaman dikumpulkan. Tanaman yang sudah dipanen dibiarkan di lahan ±14 hari untuk proses penjemuran tergantung dari cuaca. Penjemuran harus sampai benar benar kering agar lebih mudah untuk dirontokkan bijinya. Proses perontokan biji kangkung dilakukan untuk memisahkan biji dari batang dan daun tanamannya dengan menggunakan mesin perontok multi guna yang biasa dipakai untuk merontokkan padi, atau memipil jagung.