Sejarah Kapak Perimbas
Jadi begini ya.. Kalian tentu sudah pernah denger yang bernama jaman paleolitikum kan. Jaman batu tua yang di mana beberapa alat buat tolong mereka melakukan aktivitas seperti memburu, nangkep ikan, ngumpulin makanan (buah buahan, umbi umbian, dan lain-lain) masih dari batu.
Di jaman itu beberapa alat yang mereka gunakan itu kapak pegang, kapak perimbas, beberapa alat dari tulang hewan atau engga sundul rusa, sama flakes. Semua beberapa alat itu punyai manfaatnya masing masing.
Tetapi seperti umumnya kita hanya ulas satu dari beberapa alat tadi disebutin, yang akan kita ulas kesempatan ini ialah kapak permbas.
Biasanya, kapak perimbas itu bermakna kapak yang tidak punyai batang jadi langkah menggunakannya itu dipegang langsung sama tangan. Kapak perimbas dapat kita sebutkan chopper atau kapak penetak.
Kapak perimbas terang beda sama kapak pegang, ya meskipun secara istilah hampir serupa. Dalam pembikinannya kapak ini masih kasar cocok ngebuatnya.
Meskipun wujud dan langkah menggunakannya masih simpel sekali tetapi kapak ini sudah sukses tolong manusia disegala kondisi sepanjang berates ratus tahun loh.
Penyebaran Kapak perimbas
Dalam budaya kapak perimbas dikenali oleh istilah Oldowan, itu ialah istilah beberapa arkeolog buat menyebutkan barisan beberapa alat batu yang digunain sepanjang masa 2.6 Juta tahun lalu sampai 1.7 juta tahun lalu.
Yang disebutkan oleh barisan budaya oldowan ini terbanyak di temuin di afrika, asia, timur tengah, dan eropa. Daerah Afrika itu gudangnya data untuk budaya kapak perimbas.
Banyak beberapa negara di Afrika sebagai tempat ditemukan kapak perimbas seperti Daerah mesir, Ethiopia, Kenya, Tanzania, dan di Afrika Selatan. Eropa sudah jadi rumah buat kapak perimbas.
Di eropa Alat batu ini diketemukan di Swedia, Portugal, Georgia, Bulgaria, Rusia, Spanyol, Itali, Perancis, Jerman, Hungaria, Ceko, dan Inggris.
Untuk di Teritori Asia dan Timur tengah, negara tempat ditemukan kapak perimbas itu di Cina, Pakistan, Israel, Iran, Thailand, Indoneisa, Myanmar, dan Malaysia.
Meskipun kapak ini banyak diketemukan nyaris di semua sisi di bumi ini, tetapi tidak bermakna kalau alat batu ini punyai wujud dan peranan yang serupa.
Perpedaan di antara wujud dengan bahan itu dapat nunjukin macam antar budaya. Kapak perimbas yang diketemukan itu bertemu dengan keadaan dan kekayaan alam yang berbeda beda.
Movius memiliki pendapat kalau di teritori Asia Tenggara dan daerah Asia Timur punyai perubahan kebudayaan Paleolitik yang lain dengan corak dari kebudayaan yang berkembang pada bagian barat seperti pada daerah Eropa, di Afrika, di Asia Barat, dan beberapa daerah India. Itu dilihat simak dari sisi wujud dan tehnik pengerjaan beberapa alat satunya.
Begitupun oleh tipe bebatuan yang digunakan buat ngebuat kapak perimbas di beberapa tempat beda beda.
Misalnya, menggunakan fosil kayu banyak digunain di Myanmar, bebatuan kuarsa di Punjab, Cina, sama Malaysia.
Sedang bebatuan kapur kersikan dan tufa kersikan kerap diketemukan buat bahan landasan pengerjaan kapak perimbas di Indonesia.
Pengerjaan Kapak perimbas
Kapak perimbas ini dibikin lewat cara meruncingkan batu di satu segi permukaan atasnya buat ngehasilin sisi yang tajam. Kulit batu masih memelekat nyaris di semua sisi permukaan yang engga ditajamin.
Sisi yang lain tidak ditajemin itu buat tempat pegangan yang cukup nyaman. Kapak ini bener bener dibikin agar pas buat di telapak tangan yang menggunakan.
Buat ngebuat kapak perimbas ini, kita harus menggunakan dua batu buat ngebuat segi batu yang tepiannya tajam, yang memungkinkannya buat motong sama ngebelah batu pokok.
Kapak perimbas yang diketemukan banyak yang dibikin dari bebatuan kuarsa, kuarsit, basal, atau obsidian sama batu rijang dan batu yang lain yang mudah diketemukan di seputar mereka.
Dari kata https://tengahviral.com/.